AMRI SINURAYA
41816310013
Frontend
“Frontend” mengacu pada
setiap aspek dari proses desain yang muncul dalam atau berhubungan langsung
dengan browser yang berkaitan dengan desain antarmuka website. Tugas-tugas
berikut umumnya dianggap sebagai tugas frontend:
- Desain grafis dan pembuatan gambar
- Desain antarmuka
- Desain Informasi seperti berkaitan dengan pengalaman pengguna dari situsnya
- Dokumen HTML dan pengembangan style sheet dengan CSS
- JavaScript dan jQuery
Ketika kita membahas “frontend” dari
web, apa yang kita bicarakan sebenarnya adalah tentang bagian dari web yang
Anda dapat dilihat dan berinteraksi. Frontend biasanya terdiri dari dua bagian:
desain web dan pengembangan web frontend.
Di masa lalu ketika seseorang
membahas pengembangan biasanya disebut backend, namun dalam beberapa tahun
terakhir telah terjadi kebutuhan nyata untuk membedakan antara desainer yang
bekerja menggunakan Photoshop dan orang-orang yang bisa membuat kode
dengan HTML dan CSS. Bahkan dengan memasukan kode JavaScript dan jQuery
untuk menampilkan web yang interaktif.
Jadi sekarang ketika kita membahas
istilah “desain
web“, kita sebenarnya berbicara tentang
orang-orang yang bekerja tool desain seperti Photoshop dan Fireworks, dan
orang-orang yang menggunakan kode HTML,
CSS, JavaScript atau jQuery (mungkin penting di sini untuk menyatakan bahwa
jQuery adalah perpustakaan yang dikompilasi dari Javascript).
Segala sesuatu yang Anda lihat
ketika menggunakan web adalah kombinasi dari HTML,
CSS, dan JavaScript semua dikendalikan oleh browser komputer Anda. Ini termasuk
hal-hal seperti font, menu drop-down, tombol, transisi, slider, form
kontak, dan lain-lain.
Sekarang untuk membuat semua ini
menjadi kenyataan dan untuk menyimpan informasi yang Anda masukkan ke dalam
elemen frontend, kita membutuhkan teknologi untuk mewujudkannya. Teknologi yang
dimaksud adalah memasukkan backend.
Backend
“Backend” mengacu pada
program dan skrip yang bekerja pada server di balik layar untuk membuat
halaman web yang dinamis dan interaktif. Secara umum, pengembangan backend web
berada di tangan programmer berpengalaman, tapi itu baik untuk semua desainer
web agar terbiasa dengan fungsi backend. Tugas-tugas berikut yang umumnya
berlangsung pada backend:
- Desain informasi seperti berkaitan bagaimana informasi diatur di server
- Pemrosesan form
- Pemograman database
- Content management systems
- Aplikasi berbasis web server lain menggunakan PHP, JSP, Ruby, ASP.NET, Java, dan bahasa pemograman lainnya
Dari tugas-tugas yang disebutkan di
atas Backend biasanya terdiri dari tiga bagian: server, aplikasi, dan database.
Misalkan, Anda memesan tiket penerbangan atau membeli tiket konser, Anda
biasanya membuka website dan berinteraksi Frontend tersebut. Setelah Anda
memasukkan informasi itu, aplikasi tersebut menyimpannya dalam database yang
telah dibuat pada sebuah server.
Semua informasi yang tersimpan pada
server sehingga ketika Anda masuk kembali ke dalam aplikasi untuk mencetak
tiket Anda, semua informasi masih ada di akun Anda.
Teknologi yang seperti ini dibangun
bekerja sama dengan pengembang backend. Teknologi backend biasanya terdiri dari
bahasa seperti PHP, JSP, Ruby, ASP.NET, Java, dan bahasa pemograman lainnya
Untuk membuat mereka lebih mudah untuk menggunakan mereka biasanya ditingkatkan
dengan kerangka seperti Ruby on Rails, CakePHP, dan CodeIgniter yang semua
membuat pengembangan lebih cepat dan lebih mudah untuk berkolaborasi .
Banyak web profesional yang baru
terjun ke bidang ini mungkin pernah mendengar banyak orang berbicara tentang WordPress. Dan WordPress ini merupakan salah satu framework yang
sudah menyediakan frontend dan backend yang siap pakai dan juga masih bisa
dilakukan perubahan desain pada frontend sesuai dengan kriteria website yang
akan dibuat.
STUDI
KASUS PEMBUATAN
SISTEM E-COMMERCE PRODUK MEUBEL BERBASIS KOMPONEN
Perancangan
sistem E-Commerce diawali dengan tahap perencanaan untuk melakukan penelusuran
setiap proses bisnis perusahaan. Kegiatan ini untuk memperoleh semua kebutuhan
mengenai informasi setiap proses bisnis, agar model aplikasi dan prosedur
E-Commerce memiliki kesesuaian dengan proses bisnis konvensional. Merumuskan
dengan pemilik bisnis tentang fungsionalitas E-Commerce dan aktivitas pada saat
pemasaran produk, termasuk didalamnya mendefinisikan kebutuhan user
interface. Melakukan restrukturisasi kegiatan pemasaran melalui media
digitisasi. Hal ini dapat menawarkan sebuah peluang baru dan sekaligus menjadi
solusi dari sejumlah batasan pada perusahaan dengan mempertimbangkan prosedur
dan standarisasi operasional perusahaan. Sasarannya adalah menghasilkan proses
digitisasi pemasaran secara online tanpa bergantung kepada lokasi dan terikat
dengan waktu transaksi bisnis. Perencanaan spesifikasi sistem dibedakan menjadi
fungsional dan nonfungsional. Kebutuhan fungsional adalah kebutuhan yang berisi
proses-proses yang dilakukan oleh sistem. kebutuhan nonfungsional adalah
kebutuhan yang menitikberatkan kepada properti perilaku sistem. Pembuatan
sistem E-Commerce memiliki dua unsur utama: back-end dan front-end.
Back-end merupakan halaman pengelolaan untuk seluruh konten website, dan
halaman front-end untuk kebutuhan interaktif oleh end-user. Sistem
E-Commerce menggunakan XAMPP 1.8.1-VC9 untuk menjalankan Apache web server dan
PhpMyAdmin sebagai database server dan web browser. Selanjutnya tahap
perancangan sistem E-Commerce menggunakan perangkat lunak open source PHP
dengan kerangka CodeIgniter (CI) dan struktur file MVC (Model View
Controller), dan untuk perancangan basis datanya menggunakan Dreamweaver
dan phpMyAdmin. Melalui kerangka CI semua fungsi yang dibutuhkan
untuk menghasilkan sebuah aplikasi sudah tersedia seperti folder untuk application,
assets, captcha, dan system sehingga memudahkan dalam
perancangan sistemnya. Penerapan struktur komponen dalam kerangka MVC CodeIgniter
memperlihatkan proses kerja sistem dalam bentuk diagram komponen (gambar
1).
Gambar 1 Diagram Komponen MVC CodeIgniter
Penggunaan MVC untuk memisahkan pengembangan berdasarkan komponen utama
seperti manipulasi data, antarmuka pengguna, dan bagian yang menjadi kontrol
dalam sistem E-Commerce. Bagian controller melakukan pemanggilan ke model untuk
mendapatkan data yang relevan dan menampilkannya. Controller memberikan data
untuk fungsi view yang akan menampilkan data dan berbagai elemen antarmuka. MVC
berisi berbagai fungsi yang akan melakukan query ke database, seperti function
menu_upload(), tampil_produk(), pencarian(), hingga data_login_member().
Kemudian bagian view berisikan folder admin dan folder halaman web. Bagian
controller berisikan beberapa file php, seperti member.php mengelola halaman
login user, produk.php mengelola halaman penjualan produk. Kemudian
setelah melalui MVC maka akan masuk kebagian web server yang berfungsi menerima
permintaan (request) dari klien dan akan dikirimkan kembali (response)
yang hasilnya adalah bentuk dari halaman E-Commerce UD. Rotan Mas. Navigasi
E-Commerce UD. Rotan Mas memiliki navigasi halaman admin dan halaman
pengunjung/member (gambar 2-3).
Gambar 2 Struktur Navigasi Halaman Admin E-Commerce
Gambar 3
Struktur Navigasi Halaman Member E-Commerce
Sistem
E-Commerce memiliki kemampuan komunikasi antara client tier dengan server
tier melalui interface. Kebutuhan proses presentation logic menampilkan
view-view pada MVC CodeIgniter sehingga memiliki tampilan
antarmuka dengan pengguna. Untuk kebutuhan business logic memiliki
proses untuk mengatur tampilan presentation logic atau mengirim
informasi melalui interface untuk kemudian masuk ke dalam server tier
yang mengelola data access logic oleh model-model yang akan
bertanggung jawab terhadap pengambilan maupun penyimpanan di dalam basis data
(gambar 4).
Gambar 4 Diagram Komponen Sistem E-Commerce
Sistem E-Commerce memiliki arsitektur secara fisik dengan komposisi
komputer pengunjung, member dan administrator. Semua perangkat komputer
harus memiliki keterhubungan yang konsisten dengan jaringan internet. Hal ini
penting mengingat semua proses baru dapat dilaksanakan, kalau sudah memiliki
akses koneksi ke komputer server melalui fasilitas hosting. Untuk semua file
yang telah di upload dan menjadi susunan dalam framework CodeIgniter akan
diakses oleh komputer server melalui fasilitas hosting dengan MySQL Server.
Basis data ini akan dibentuk dari hasil export dari XAMPP dan akan di import
oleh MySQL Server oleh Komputer Server melalui proses Hosting
(gambar 5).
Gambar 5
Diagram Komponen Sistem E-Commerce Untuk menjabarkan struktur sistem E-Commerce
menggunakan diagram hubungan entitas. Diagram hubungan entitas digunakan untuk
menggambarkan hubungan antar tabel di dalam database rancangan sistem yang diusulkan.
Pemodelan diagram hubungan entitas lebih ditujukan pada hubungan atau kaitan
antar simpanan data pada diagram arus data sistem usulan (gambar 6).
Gambar 6 Diagram Hubungan Entitas
E-Commerce
Prototipe
sistem E-Commerce memiliki tampilan halaman keranjang belanja pada halaman
pengunjung. Apabila pengunjung melakukan transaksi dengan mengklik tombol beli
maka akan masuk ke keranjang belanja. Halaman member memiliki sejumlah
informasi seperti harga dan tipe produk, pengaturan profil pengunjung, pengaturan
password, hubungi kami, konfirmasi pembayaran, historis transaksi, testimoni
dan jasa pengiriman (gambar 7). Memiliki register member untuk informasi
seperti nama, alamat, telepon, email, kode captcha (gambar 8). Sistem memiliki
form konfirmasi pembayaran pemesanan produk sehingga jelas rekamaman data
pembayaran pengunjung. Apabila data sudah dikirimkan melalui email dan dalam
tiga hari belum mendapatkan konfirmasi pembayaran maka pihak admin akan
membatalkan pesanan dengan mengubah status pemesanan member tersebut sesuai
prosedur yang sudah ditetapkan dan proses pengiriman tidak akan dilakukan atau
tidak terjadi (gambar 9). Sistem memiliki halaman testimoni pengunjung (gambar
10) dan dapat menampilkan semua daftar penjualan produk untuk masing-masing
member (gambar 11).
Gambar 7 Halaman Utama Member
Gambar 8 Halaman Register Member
Gambar 9 Halaman Konfirmasi
Pembayaran
Gambar 10 Halaman Testimoni
Pengunjung
Gambar 11 Halaman Menampilkan
Semua Produk
Hasil
perancangan sistem E-Commerce secara spesifik dapat meniadakan perantara,
mengurangi biaya pembuatan, pengiriman, dan penyimpanan informasi sesuai
kebutuhan. Mekanisme penjualan memiliki aksesibilitas yang luas dengan pola
penyebaran produk yang sesuai kebutuhan dan membuat informasi tersebut semakin
tersedia dan mudah diakses kapan dan dimana saja. Terlepasnya informasi dari
saluran-saluran penjualan secara tradisional memberikan pengaruh yang sangat
signifikan dalam proses transformasi ke model bisnis digitisasi pemasaran dalam
upaya memperluas pangsa pasar. Sistem digitisasi penjualan ini memberikan
sejumlah kelebihan operasional seperti pemrosesan data menjadi lebih mudah
ditelusuri, sistem pembayaran menjadi lebih akurat dan tidak memiliki piutang,
informasi persediaan lebih akurat, dapat membangun hubungan personalisasi
dengan pelanggan sehingga menjadi lebih dekat dan hal ini merupakan salah satu
daya saing perusahaan. Selanjutnya dapat mengidentifikasi kebutuhan pelanggan
yang belum terpenuhi, meniadakan keterbatasan waktu bagi pelanggan untuk
mendapatkan informasi tentang produk yang ditawarkan ataupun promosi-promosi
yang sedang diselenggarakan, komunikasi dengan pelanggan dapat menjadi lebih
jelas dan menyelesaikan persoalan kebutuhan mereka secara langsung. Semua
produk yang dijual tidak lagi hanya fokus kepada masyarakat setempat saja, yang
semakin hari semakin banyak pesaingnya. Melalui sistem E-Commerce secara
digital dapat banyak membantu perusahaan menciptakan dan mendapatkan keuntungan
dengan cara-cara baru melalui penambahan nilai pada produk dan layanan yang
ada, atau dengan menyediakan fondasi bagi produk dan layanan baru. Semakin
berkembangnya saluran digitisasi transaksi penjualan memberikan dampak dimana
tanpa bergantung lagi kepada lokasi perusahaan dan peluang meniadakan perantara
serta mempererat hubungan dengan pelanggan. Peluang melakukan ekspansi sudah
bukan lagi merupakan sebuah hambatan yang selama ini menjadi persoalan.
Kenyataan dengan jumlah dan persediaan produk yang banyak dan tidak terserap
oleh masyarakat pada lokasi setempat sudah bukan lagi menjadi persoalan.
Melalui sistem informasi penjualan berbasis web memberikan banyak peluang dan
kesempatan perluasan pasar sehingga dapat meningkatkan daya saingnya
dibandingkan dengan usaha dagang lainnya yang menjual barang yang sama namun
tidak memiliki sistem digitisasi penjualan ini.











Tidak ada komentar:
Posting Komentar